Jumat, 23 Agustus 2013

Mu`amlah Rabbani dengan tuhannya

Kata-kata Hikmah Rabbani Mujaddidi hari ini ( 23/8/2013 )

الحق تبارك وتعالى أعظم وأكبر وأجل من أن تعامله نقدًا فيعاملَك نسيئة * فعامل الله بالحب فيعاملك بالقرب.

Maksudnya : Allah tabaraka wata`la teramat angung dan teramat besar dan teramat bijaksana jika sekiranya kamu bermu`amalah dengan Allah dalam keadaan tunai mustahil Allah membalas mu`amalah mu itu dengan hutang * Maka bermu`amalahlah dengan Allah dengan penuh kecintaan maka Allah akan bermu`amalah dengamu dengan kedekatan.

Tuan guru menjelaskan makna hikmah ini dengan penuh mendalam. Maksud daripada kata-kata naqdan adalah tunai /cash. Dan kata nasiah adalah lawan daripada tunai, iaitu hutang.

Tuan guru mengatakan Mustahil bagi seseorang yang bermu`amalah dengan Allah secara tunai, Allah membalasnya dengan hutang. Allah dengan keagungan dengan kasih-sayang dan kebesarahnya mustahil bermu`alah dengan seseorang dalam keadaan terlupa, apabila orang tersebut bermu`amalah dengan Allah dalam keadaan tunai. Bermu`amlah lah dengan tunai, niscaya Allah membayarnya dengan tunai.

Tuan guru memberikan contoh tunai adalah seperti orang membeli satu botol air mineral kemudian orang tersebut membayar uang, itu dinamakan tunai. Namun hutang / nasiah contohnya jika sekiranya seseorang membeli sesuatu barang kemudian ia mengambilnya tetapi bayaran diatas dipenjual, itu dinamakan utang.

Manusia sehari-sehari dalam keadaan bermu`amalah dengan Allah, yang menjadi pertanyaan adakah kita telah bermu`amalah dengan Allah dalam keadaan tunai ?.

Jika kita bermu`amalah dengan Allah dalam keadaan tunai, adakah Allah akan bermu`amalah dengan kita dengan hutang ?. Jawapannya adalah mustahil bagi Allah, jika sekiranya Allah bermu`amalah dalam keadaan hutang atau Muflis maka tentu sahaja tidak layak bagi Allah, Allah tidaklah muflis, Allah itu maha kaya.

Manusia serba muflis, namun Allah maha kaya, Apabila kita bermu`amalah dengan manusia selalu rugi, namun dengan Allah tidak sama sekali, Apa buktinya ?

Dalam sebuah hadist yang maksudnya jika sekiranya kita melakukan satu perbuatan baik, maka Allah membalasnya sepuluh, berbuat sepuluh dilipatmgandakan seratus. Begitu juga dengan kesalahan jika kita melakukan satu kesalahan maka ditetapkan satu kesalahan sahaja. Inilah kemulian dan keagungannya Allah, membalas kebaikan berlipat-lipat ganda.

Maka tuan guru mengajak kepada salikin rabbani mujaddidi yang lelaki maupun perempuan agar bermu`amalah dengan Allah dalam kedaan penuh cinta kasih, sehingga mencecah kepada maqam Muqarrabin. Tuan guru bertanya , bukankah kecintaan ( Al-Hub ) kepada Allah itu merupakan posisi tertinggi dalam ubudiyyah ? . Maka jika seseorang mencecah maqam Muqarrabin, dia adalah orang-orang yang dekat dengan Allah, itu merupakan suatu maqam yang amat tinggi. Maqam para-para auliya`, para nabi dan Rasul.

Barang siapa yang bermu`amalah dengan ALlah tidak akan pernah rugi, bahkah Allah akan bermu`alah dengan kita lebih lagi, contohnya seperti kita shalat 1 rakaat , Allah melipat gandakan bahkan hingga 100 rakaat. Kerana Allah teramat-amat mulia ( akramal akramin )

Bermu`malahlah kamu dengan Allah dengan penuh kecintaan, janganlah dengan keadaan hutang dan leka, kerana kecintaan itu akan membawa kepada qurbah ( kedekatan ) kepada Allah. Janganlah kamu bermu`malah dengan Allah seperti orang –orang yang bermaksiat, orang-orang yang berzina, orang-orang yang minum khamar, meraka adalah orang-orang yang memerangi Allah. Akan tetapi kamu hendaklah bermu`amalah dengan Allah dengan penuh kecintaan, perasaan ( zauq ), dan faham.

Tuan guru menanyakan lagi, adakah kamu semua ingin sampai ke Maqam Muqarrabin ( orang-orang yang dekat dengan Allah ) dengan percuma ?

Tuan guru menceritakan tentang sebuah kisah seorang Pembaca Al-Quran yang bernama Yahya di negeri Syam. Diakhir majlis tuan guru juga menutupnya dengan sebuah kisah Ibnu Muwaffaq.

Dan tuan guru mendoakan kepada Rabbaniyin dan Rabbaniyat Al-Mujaddidiyah dibukakan pintu futuh oleh Allah. Kemudian majlis disudahi dengan pembahagian 30 juzu` bacaan khatam Al-Quran. Dan pembahagian 92 ribu selawat kepada baginda Rasulullah Imam Rabbaniyyin di awal majlis.

Majlis selepas shalat subuh di Darah ( 23 / 8 /2013 )

Bersama :

Mursyid Prof. Dr. Muhammad Abdul Latif Shalih Al-Furfur Al-Hasani
Imam Madrasah Rabbaniyyah Al-Mujaddidiyyah Sedunia

Rabu, 21 Agustus 2013

Terungkap Laut Terbelah di Zaman Nabi Musa

Peneliti Temukan Penjelasan Ilmiah Kisah Nabi Musa Membelah Laut Merah


Ilustrasi (Al Arabiya)

Washington. Nabi Musa tak bisa dipisahkan dari Laut Merah. Salah satu mukzijat yang diberikan Allah SWT kepada Musa adalah kemampuan untuk membelah Laut Merah sehingga utusan Allah itu bisa melintasinya bersama para pengikutnya.
Musa dan pengikutnya menyeberangi Laut Merah untuk menghindari kejaran dari Fir’aun dan pasukannya. Seizin Allah, rombongan Musa berhasil melalui laut yang dalam itu. Laut kembali menutup dan Fir’aun bersama pasukannya pun tenggelam ditelan Laut Merah. Kisah itu dengan jelas tertulis dalam Alquran maupun Alkitab.
Setelah melalui riset komputer yang cukup lama, peneliti di Amerika Serikat menyimpulkan kisah Laut Merah yang terbelah seakan memberi jalan bagi Musa itu, bila dilihat dari sisi ilmiah, sangat mungkin terjadi. Angin timur yang bertiup sepanjang malam bisa mendorong air laut seperti yang dikisahkan dalam Alquran atau Alkitab.
Menurut simulasi komputer yang mempelajari bagaimana angin mempengaruhi air, memperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air kembali pada satu titik sehingga seperti membentuk sungai yang membungkuk untuk menyatu dengan laguna di pesisir. Demikian dilaporkan Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado. ”Hasil simulasi sangat cocok dengan kisah yang disampaikan dalam Exodus (Keluaran),” ujar Carl Drews dari NCAR, yang memimpin studi ini.
”Terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya dan itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.”
Drews dan rekan-rekannya mempelajari bagaimana badai topan di Samudera Pasifik dapat menggerakkan dan mempengaruhi air samudra yang dalam. Para peneliti itu juga menunjuk satu situs di selatan Laut Mediterania sebagai tempat penyeberangan yang legendaris, dengan model tanah yang memungkinkan terjadinya air laut membelah.
Model ini memerlukan formasi berbentuk huruf U dari Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang terus berhembus selama 12 jam, bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki (2 meter). ”Ini (menjadi) jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil), dan tetap terbuka selama 4 jam,” tulis mereka di jurnal Public Library of Science, PLoS ONE.
”Orang-orang selalu terpesona oleh kisah Exodus (Keluaran), bertanya-tanya apakah itu datang dari fakta-fakta sejarah,” kata Drews. ”Penelitian ini menunjukkan bahwa deskripsi terpisahnya perairan memang memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika.” (Budi Raharjo/Al Arabiya/RoL)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/09/23/8947/peneliti-temukan-penjelasan-ilmiah-kisah-nabi-musa-membelah-laut-merah/#ixzz2ccnzBHlz

Kamis, 15 Agustus 2013

Hikmah Mujaddid Qurun 14 minggu ini



Selepas Majlis Zikir pagi jum`at tadi, tuan guru  Prof. Dr. Muhammad Abdul Latif Shalih Al-Furfur Al-Hasani memberikan satu kata-kata hikmah :

الشريعة عين و الحقيقة نورها* فهل تبصر عين بلا نور* أو يكون نور بلا عين
Maksudnya :
Syari`at itu adalah mata dan hakikat itu adalah cahayanya* bolehkah mata melihat tanpa cahaya * atau cahaya itu tanpa mata

Tuan guru menjelaskan secara mendalam tentang maksud hikmah diatas, syari`at itu ibarat mata hitam, dengan adanya mata barulah kita dapat melihat, beliau mengibaratkan seperti kamera dengan adanya kamera kita dapat mengambil gambar tetapi haruslah ada cahaya. Jika kamera sahaja tanpa adanya cahaya sama sahaja kamera itu tidak berfungsi, begitu juga mata tanpa adanya  cahaya sama sekali tidak dapat memberikan manfa`at. Orang yang melihat dengan syari`at sahaja ia adalah tertutup pandangannya.
            Begitu juga dengan hakikat, orang yang memdalami hakikat tanpa syari`at sama sahaja dengan cahaya tanpa mata, ia tidak dapat melihat juga. Orang yang melihat dengan hakikat sahaja ia akan menyalahi dengan manusia.
Maka bagi orang-orang Rabbani hendaklah melihat dengan dua mata mereka. Iaitu mata Syari`at dan hakikat, jika kita melihat adanya penindasan kedhaliman pembunuhan dan sebagainya kita melihatnya dengan mata syari`at, tetapi bathin nya kita melihat dengan hakikat, kerana semua perbuatan itu adalah Allah yang menjadikan.
            Tuan guru juga mengisahkan tentang ada seorang peminum khamar ( Arak ) kemudian Umar menyuruh ia di sebat 100 kali, lantas lelaki itu berkata kepada Umar : “ Bukankah aku minum ini adalah kehendak daripada Allah “
Umar tetap sahaja menyuruh ia disebat, setelah disebat Umar berkata : “ bukankah engkau disebat 100 kali itu juga kehendak daripada Allah “? 
Umar tetap memandang dari segi syari`at walaupun hakikatnya Allah yang menjadikan.
Apapun kita harus melihat dengan syari`at, tetapi tanpa mengabaikan hakikat, karena hakikat itulah sebenarnya.
Majlis selepas shalat subuh di Darah 16 / 8 /2013
Bersama Mursyid Prof. Dr. Muhammad Abdul Latif Shalih Al-Furfur Al-Hasani
Imam Madrasah Rabbaniyyah Al-Mujaddidiyyah Sedunia

Minggu, 11 Agustus 2013

Tajwid dengan Wikipedia

http://ms.wikipedia.org/wiki/Tajwid

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, cari
Tajwīd (تجويد) dari segi bahasanya bermaksud melakukan sesuatu dengan elok yang berasal dari perkataan Jawwada. Pada istilah syarak, tajwid adalah ilmu yang boleh mengenalkan tempat bagi tiap-tiap huruf dengan memberi apa yang patut baginya dari segi sifat-sifat huruf itu seperti menyatakan dan menyembunyikan atau apa yang dimestikan bagi huruf-huruf itu dari sifat-sifat luar dari segi panjang, pendek, tebal, tipis dan sebagainya.
Anggaran ilmu tajwid itu ialah menyampaikan dengan sedalamnya kesempurnaan tiap-tiap sebutan dari ayat al-Quran. Para ulama menyatakan yang hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf.

Hukum isti'azah dan basmalah

Isti'azah adalah lafaz: "A'uzubillahi minasy syaitaanir rajiim" (ﺍﻋﻮﺬ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ)
manakala basmalah adalah lafaz: "Bismillahir rahmaanir rahiim" (ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺤﻤﻦ ﺍﻟﺮﺤﻴﻢ).
Terdapat empat cara membaca iati'azah, basmalah dan surah:
  1. Memutuskan isti'azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah.
  2. Menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti.
  3. Membaca isti'azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti.
  4. Membaca isti'azah, basmalah dan awal surah terus-menerus tanpa henti.
Terdapat empat cara membaca basmalah di antara dua surah. Tiga daripadanya adalah harus dan satu lagi adalah tidak harus. Yang harus adalah:
  1. Mengasingkan basmalah denga surah
  2. Menghubungkan basmalah dengan awal surah
  3. Menghubungkan kesemuanya
Bacaan bagi yang tidak harus pula adalah:
  1. Menghubungkan akhir surah dengan basmalah lalu berhenti. Kemudian, barulah membaca surah yang seterusnya tanpa basmalah. Walau bagaimanapun, tidak harus membaca sebegini kerana ditakuti bahawa ada yang menganggap basmalah adalah salah satu ayat daripada surah yang sebelumnya.

Hukum nun mati dan tanwin

Nun mati atau nun saktah adalah huruf nun yang berbaris mati ( ﻥْ ) manakala tanwin adalah mana-mana huruf yang mempunyai dua baris di atas (ً ), di bawah (ٍ ) dan di hadapan (ٌ ). Terdapat empat hukum bagi nun mati dan tanwin iaitu izhar, idgham, iqlab dan ikhfa' ( ﺇﻇﻬﺎﺭ, اءقلاب, ﺇﺧﻔﺎﺀ,ﺇﺩﻏﺎﻡ ).

Hukum mim mati

Rencana utama: Hukum mim mati

Hukum mim dan nun bersabdu

Hukum mim dan nun bersabdu juga dikenali sebagai wajibal ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermaksud diwajibkan dengung. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini jatuh bagi setiap huruf mim dan nun yang mempunyai tanda sabdu atau bertasydid (ﻡّ dan نّ).
Antara contoh ayat yang ditunjukkan adalah: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ

Hukum alif lam ma'rifah

Rencana utama: Lam takrif
Alif lam ma'rifah adalah dua huruf (alif dan lam) yang ditambah pada pangkal kata nama atau isim yang menentukan maksud perkataan itu dan lain lagi. Terdapat dua jenis kes bagi alif lam ma'rifah apabila bersambung dengan ejaannya iaitu qamariah dan syamsiah.
Alif lam qamariah ialah lam yang bersambung terus daripada empat belas huruf ini iaitu hamzah (ء), ba' (ب), jim (ج), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), fa' (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha' () dan ya' (ي). Ini diambil sempena perkataan al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ). Dari perkataan itu, jelas cara membacanya adalah tidak memasukkaan lam ke dalam huruf selepasnya tetapi mematikannya dengan jelas lalu menyebut huruf yang seterusnya.
Alif lam syamsiah ialah lam yag bersambung dengan empat belas huruf ini pula iaitu ta' (ت), tha' (ث), dal (د), dzal (ذ), ra' (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Ini diambil sempena perkataan asy-syamsiah (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ). Dari perkataan tersebut, cara membacanya adalah dengan memasukkan ke dalam huruf selepas lam yang kebanyakkanya disabdukan dan lam tidak dibunyikan.

Hukum idgham

Rencana utama: Idgham
Idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) adalah berpadu atau bercampur dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka, jelaslah harus dibaca dengan memasukkan bunyi huruf yang seterusnya. Terdapat tiga jenis idgham:
  1. Idgham mutamathilain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻤﺎﺛﻠﻴﻦ - yang serupa) ialah pertemuan dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: ﻗَﺪ ﺩَﺨَﻠُﻮاْ.
  2. Idgham mutaqaribain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﻘﺎﺭﺑﻴﻦ - yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang berhampiran sifat dan makhrajnya seperti ba' bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha' bertemu dzal. Contoh: ﻧَﺨْﻠُﻘڪُﻢْ
  3. Idgham mutajanisain (ﺇﺩﻏﺎﻡ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ - yang sejenis) ialah pertemuan dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta' dan tho, lam dan ra' serta dzal dan zho. Contoh: ﻗُﻞ ﺭَﺏﱢ

Hukum mad

Rencana utama: Hukum mad
Mad bermaksud lanjut atau lebih. Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli bacaan, mad bermaksud memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad. Terdapat dua bahagian mad iaiatu mad asli dan mad far'ie. Terdapat tiga huruf mad iaitu alif, wau, dan ya' dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Kepanjangan bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
Lihat juga: Hukum mad.

Hukum ra'

Hukum ra' adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra' dalam bacaan. Terdapat tiga cara iaitu kasar atau tebal, halus atau nipis, atau harus dikasarkan dan dinipiskan.

Bacaan ra' harus dikasarkan apabila:
  • Setiap ra' yang berbaris atas atau hadapan.
Contoh: ﺭَﺑﱢﻨَﺎ
  • Setiap ra' yang berbaris mati dan huruf sebelumnya berbaris hadapan atau atas.
Contoh: ﻭَﺍﻻَﺭْﺽ
  • Ra' berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah yang mendatang, bukan baris yang asal.
Contoh: ٱﺭْﺟِﻌُﻮْﺍ
  • Ra' berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah tetapi ra' tadi berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻣِﺮْﺻَﺎﺪ

Bacaan ra' yang dinipiskan adalah apabila:
  • Setiap ra' yang berbaris bawah.
Contoh: ﺭِﺟَﺎﻝٌ
  • Setiap ra' yang sebelumnya terdapat huruf lin
Contoh: ﺧَﻴْﺮٌ
  • Ra' mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah tetapi tidak berjumpa dengan huruf isti'la'.
Contoh: ﻓِﺮْﻋَﻮﻦَ

Bacaan ra' yang harus dikasarkan dan dinipiskan adalah apabila setiap ra' yang berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti'la'.
Contoh: ﻓِﺮْﻕ

    • Isti'la' (ﺍﺳﺘﻌﻼ ﺀ): terdapat tujuh huruf iaitu kha' (خ), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), qaf (ق), dan zho (ظ).

Qalqalah

Qalqalah (ﻗﻠﻘﻠﻪ) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik. Huruf qalqalah ada lima iaitu qaf (ق), tho (ط), ba' (ب), jim (ج), dal (د). Qalqalah terbahagi kepada dua jenis:
  • Qalqalah kecil iaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli dan bukan mendatang.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
  • Qalqalah besar iaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan dengan mendatang. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila wakaf padanya tetapi tidak diqalqalahkan apabila diteruskan.
Contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ

Makhraj huruf

Rencana utama: Makhraj

Sifat huruf

Rencana utama: Sifat huruf

Waqaf

Rencana utama: Wakaf (tajwid)
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan manakala dari sudut istilah tajwid pula ialah menghentikan seketika bacaan secara memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernafas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf:
  • Taamm (ﺗﺂﻡّ - wakaf sempurna) - apabila berhenti pada satu ayat yang putus, tidak berkaitan atau kena-mengena lagi dengan mana-mana kalimah atau perkataan sesudah ayat tersebut atau di hadapannya sama ada berkenaan lafaz atau makna.
  • Kaaf (ﻛﺎﻒ - wakaf memadai) - apabila berhenti pada satu ayat yang putus tidak ada kena-mengena dengan satu-satu kalimah atau perkataan sesudah ayat tersebut atau di hadapannya pada lafaz sahaja tetapi ada kena-mengena dalam maknanya.
  • Hasan (ﺣﺴﻦ - wakaf baik) - apabila berhenti pada satu ayat yang ada kena mengena dengan yang sesudah dan sebelumnya pada lafaz sahaja, dengan syarat yang diberhentikan itu telah memenuhi maknanya.
  • Qabiih (ﻗﺒﻴﺢ - wakaf buruk) - apabila berhenti pada satu-satu ayat tidak sempurna maknanya yang kadang-kala ayat itu ada berkaitan dengan ayat-ayat yang sebelum dan sesudahnya sama ada pada lafaz atau pada makna.

Tanda-tanda waqaf

  1. Tanda mim ( ) dikenali sebagai Waqaf Lazim. Adalah dikehendaki berhenti seketika apabila mim muncul. Jika tidak berhenti, kebarangkalian yang maknanya berubah.
  2. Tanda tho ( ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti seketika. Ia menunjukkan yang makna belum lagi dinyatakan sepenuhnya..
  3. Tanda jim ( ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih elok berhenti seketika di sini walaupun tidak berhenti adalah dibenarkan.
  4. Tanda zha ( ) bermaksud lebih elok TIDAK berhenti.
  5. Tanda sod ( ) dikenali sebagai Waqaf Murakhkhas, menunjukkan yang tidak digalakkan berhenti walaupun berhenti dibenarkan. Perbezaan antara hukum tanda zha dan sod adalah kegunaannya, dalam kata lain, keinginan untuk berhenti adalah lebih pada tanda sod
  6. Tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan kepada "Al-wasl Awlaa" yang bermaksud "Sambung lebih elok". Pembaca haruslah meneruskan bacaan kerana itu lebih elok.
  7. Tanda qaf ( ) merupakan singkatan kepada "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan yang berhenti harus dilakukan ke atasnya". Tidak perlu berhenti di sini.
  8. Tanda sod-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan kepadan "Qad yoosalu" yang membawa maksud "akan bersambung kadang-kala". Kadang-kala seseorang akan berhenti manakala ada yang tidak walaupun berhenti lebih diutamakan.
  9. Tanda perkataan Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! Ia muncul pada tempat yang kebarangkalian pembaca akan meneruskan bacaan tanpa henti.
  10. Tanda sin ( س ) atau perkataan Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil nafas. Dalam kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil nafas baru untuk meneruskan ayat.
  11. Tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) serupa dengan Saktah tetapi bezanya ialah waqaf pada Waqjah lebih lama berbanding Saktah.
  12. Tanda Laa ( ) bermaksud "Jangan!". Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, tidak dibenarkan berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
  13. Tanda kahf ( ) merupakan singkatan kepada "Kathaalik" yang bermaksud "serupa". Dalam kata lain, tanda yang sama sebelumnya digunakan di sini.
  14. Tanda bertitik tiga ( ... ...) yang dikenali Waqaf Muraqabah (Berhenti Pemerhatian) atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Tanda ini kadang-kala diletakkan sekali huruf jim yang turut menjadi simbol bagi Mu'aanaqah ini. Ia akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membaca adalah Harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

Mujadddid Rabbani Pada malam 27 Ramadhan 2013

Tuan guru Prof. Dr. Muhammad Abdul Latif menceritakan kisah beliau mendapatkan sanad 40 tarekat kemudian Rasulullah menyuruhnya meleburkan kepada Rabbaniyyah . Rabbaniyyah bagaikan Lautan namun tarekat-tarekat lain bagaikan anak-anak sungai yang akhirnya akan bertemu juga dengan lautan.

" Beruntunglah kamu sekarang ALlah memuliakan kamu dengan Rabbani.
" Janglah kamu ragu, aku adalah khalifah daripada guruku Sheikh Makki al-Kattani ketika itu beliau mengisytiharkan aku seorang yang Makzun dan Khalifahnya "

Ketika itu aku merasa tidak yakin dengan ucapan Sheikh Makki dan lantas aku menanyakannya lagi, Makzun atau khalifah ?
 Sheikh Makki menjawabnya Makzun dan Khalifah daripa sheikh nya itu tarekat Syazili, kemudian tuan guru juga mendapatkan ijazah puluhan tarekat-tarekat yang lain dari semua guru-gurunya. Seperti Naqsyabandi dari Sheikh Abu Yursa `Abidin, kemudian Sheikh Abburrahman As-Syaguri, dll

Beruntunglah siapa yang mengenal khususiah Sheikhnya, semoga kita semua ALlah bukakan pintu futuh kepada kamu semuanya.

Begitulah sedikit kutipan daripad kata-kata tuan guru Prof. Dr. Muhammad Abdul Latif Shalih Al-Furfur Al-Hasani, Allah menganggat beliau membawa Syari`at Tarekat Hakekat dan Irfan. Semoga memang betul Allah mengangkat beliau Mujaddid 100 tahun, bahkan untuk 1000 tahun. Mengingat penguasaan beliau terhadap semua cabangan ilmu memang lengkap. Beliau seorang yang Alim secara dhahir iaitu bidang ilmu dhahir seperti Feqah, Ushul Feqah, Tafsir, Balaghah, Hadith, Mantiq, ekonomi Islam, pemikiran Islam dll, buku yang dikarangnya mencecah 200 lebih. Begitu juga beliau seorang yang `Alim secara bathin.

Beliau mempunyai kitab Irfan yang bejudul : Tajul Hikmah Wajauharul Walayah


Kamis, 08 Agustus 2013

Menuduh Makanan Produk Halal Membiayai Terorisme

BRISBANE, KOMPAS.com — Seorang politisi partai One Nation di Australia tidak saja menghadapi tuduhan kriminal karena perilaku anti-Muslim, tetapi juga menjadi tertawaan media Australia karena ketidaktahuannya akan Islam.

Stephanie Banister (27), seorang ibu dari dua anak, menghadapi tuduhan kriminal karena memasang stiker anti-Muslim bertuliskan "Makanan halal membiayai terorisme" di kemasan produk Nestle di supermarket. Banister adalah salah satu calon anggota parlemen dari Partai One Nation pimpinan Pauline Hanson, partai ekstrem kanan. Banister mencalonkan diri di Negara Bagian Queensland.

Menurut laporan news.com.au hari Kamis (8/8/2013), bukan itu saja yang dihadapi Banister. Pengetahuannya mengenai Islam dan agama lain seperti Yahudi banyak yang tidak akurat.

"Saya tidak menentang Islam sebagai negara, tetapi saya merasa bahwa hukum mereka tidak bisa diterima di Australia," kata Banister dalam wawancara dengan jaringan lokal Channel 7, tanpa menyadari Islam adalah agama bukan negara.

"Hanya dua persen penduduk Australia mengikuti prinsip haram," lanjut Banister dengan maksud merujuk makanan halal.

Banister juga mengatakan tidak memiliki masalah dengan makanan kosher orang Yahudi. "Yahudi tidak mengikuti prinsip haram. Mereka memiliki prinsip sendiri mengikuti Yesus Kristus," tambah Banister. Padahal, Yahudi sama sekali tidak mengenai Yesus, dan tampaknya Banister mencampuradukkan antara Kristen dan Yahudi.

Soal politik dalam negeri, Banister juga ditanya mengenai Skema Asuransi Untuk Penyandang Cacat, di mana dia mengatakan sistem itu sudah berjalan dengan baik. Padahal, sebenarnya skema ini baru akan dimulai tahun 2016. Ketika ditanya calon lawannya di daerah pemilihannya, Banister tidak bisa menjawab sama sekali.

Komisi Pemilu Australia masih akan memutuskan apakah Banister bisa mencalonkan diri atau tidak. Mereka yang terkena tindakan kriminal akan didiskualifikasi bila dijatuhi hukuman paling kurang satu tahun penjara.

Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L Sastra Wijaya, di tengah kampanye pemilu menjelang pemilihan 7 September, para calon anggota parlemen sering mendapat pertanyaan dari para wartawan di mana mereka kesulitan untuk menjawab. Hari Rabu, seorang calon dari Partai Liberal, Jaymez Diaz, di Melbourne ditanya oleh seorang wartawan mengenai kebijakan yang dijalankan partainya bila memerintah. Diaz mengatakan, partainya memiliki lebih dari 100 kebijakan, tetapi dalam wawancara selama lima menit tersebut, Diaz tidak bisa menyebutkan satu program pun dengan jelas.

Wasit Hentikan Pertandingan Sepak Bola Karena Buka Puasa

Ziguinchor - Sebuah kisah unik terjadi dalam sebuah laga sepakbola di Senegal. Di tengah-tengah laga itu wasit tiba-tiba menghentikan permainan agar ia dan para asistennya bisa berbuka puasa dulu.

Bulan Ramadan meerupakan bulan suci yang penuh berkah untuk para penganut agama Islam. Di bulan itu para Muslim pun lazimnya menunaikan ibadah puasa, tak terkecuali Ousseynou Gueye yang berprofesi sebagai pengadil lapangan di Senegal.

Saat bertugas menjadi wasit pertandingan antara Casa Sport lawan Yeggo baru-baru ini, wasit Gueye rupanya juga tengah menjalankan ibadah puasa. Ini jelas menjadi contoh tepat betapa puasa memang tidak mengganggu aktivitas keseharian. Namun, tindakannya di laga itu juga bisa menuai pro dan kontra.

Sekitar 30 menit laga itu berlangsung Gueye tiba-tiba menyetop pertandingan. ESPN menyebut, ini dilakukannya karena sudah waktunya berbuka puasa. Gueye menyetop laga sejenak agar ia dan asistennya dapat berbuka puasa terlebih dulu. Ia pun kemudian terlihat mengudap makanan kecil dan minuman seadanya di atas lapangan.

Menyegerakan berbuka puasa memang menjadi anjuran dalam agama Islam. Yang jadi masalah, tindakan Gueye ini dilakukannya ketika tengah memimpin jalannya sebuah pertandingan sehingga ia pun mengundang cibiran dari para suporter di stadion.

Apapun, Gueye tampak bersikukuh dengan keputusannya. Apalagi toh sejurus kemudian ia pun kembali melanjutkan pertandingan tersebut. "Secara legal tidaklah memungkinkan untuk menyetop pertandingan untuk berbuka puasa. Tapi Anda bisa menikmati jeda di sebuah laga demi kesehatan. Tubuh manusia butuh air," tuturnya di ESPN.
 
Sumber : DetikNews

Sabtu, 03 Agustus 2013

Muslim Tercerdas di Dunia

Miliki IQ 200, BJ Habibie Jadi Muslim Tercerdas di Dunia

Sabtu, 03 Agustus 2013,
Republika/Yogi Ardhi
The third Indonesian president, BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie disebut sebagai salah seorang Muslim tercerdas di dunia. Akun Twitter, @TwitFaktaIslam menyebut, Habibie masuk ke dalam 10 besar tokoh dunia dengan intelligence quotient (IQ) 200.

Kamis, 01 Agustus 2013

Kata-kata Mujaddid Qurun ini ( Imam Rabbani Mujaddidy )


Jawapan bagi Soalan kesembilan
Text soalan  :
Boleh Tuan  jelaskan siapakah dia :
1)    Syeikh Ahmad Qusasi Al-Madinah
2)    Maulana Zakariyya Kandahlawi

Aku mengatakan Wabillahi taufiq
1-   Adapun Sheikh yang pertama