Kamis, 03 Oktober 2013

Sebahagian Hadist dalam Riyadhu Ash-Shalihin


Bab 51: Mengharap Rahmat Allah (2/2)

Nomor: 424
وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم تلا قول الله عز وجل في إبراهيم صلى الله عليه وسلم "رب إنهن أضللن كثيرا من الناس فمن تبعني فإنه مني" إبراهيم وقول عيسى صلى الله عليه وسلم "إن تعذبهم فإنهم عبادك وإن تغفر لهم فإنك أنت العزيز الحكيم" المائدة فرفع يديه وقال اللهم أمتي أمتي وبكى فقال الله عز وجل يا جبريل اذهب إلى محمد وربك أعلم فسله ما يبكيه فأتاه جبريل فأخبره رسول الله صلى الله عليه وسلم بما قالوهو أعلم ف
قال الله تعالى " يا جبريل اذهب إلى محمد فقل إنا سنرضيك في أمتك ولا نسوؤك " رواه مسلم

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah Azzawajalla mengenai riwayat Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yaitu -yang artinya-: "Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu menyesatkan sebagian besar manusia, maka barangsiapa yang mengikuti aku, maka sesungguhnya ia adalah termasuk dalam golonganku," sampai akhirnya ayat [44] Nabi Isa 'Alaihissalam -juga diceritakan dalam firman Allah yang artinya-: "Jikalau Engkau -ya Tuhan- menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hambaMu sendiri dan jikalau Engkau memberi pengampunan kepada mereka, maka sesungguhnya Engkau adalah Maha Mulia lagi Bijaksana.[45] Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa: "Ya Allah, umatku, umatku," dan terus menangis. Kemudian Allah Azzawajalla berfirman: "Hai Jibril, pergilah ke Muhammad -dan Tuhanmu sebenarnya adalah lebih mengetahui sebabnya- lalu tanyakanlah padanya, apa yang menyebabkan ia menangis?" Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam didatangi oleh Jibril lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan apa yang telah diucapkannya, sedangkan Allah adalah lebih Maha Mengetahui. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Hai Jibril, pergilah ke Muhammad dan katakanlah: "Sesungguhnya Kami akan memberikan keridhaan pada umatmu dan Kami tidak akan membuat keburukan padamu -yakni membuat engkau menjadi susah -sedih-." (Riwayat Muslim)
___________________
[44] Lengkapnya ayat di atas ialah: "Dan barangsiapa yang tidak mengikuti aku, maka sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Surat Ibrahim 36.
[45] Surah al-Maidah, 118.

Nomor: 425
وعن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال كنت ردف النبي صلى الله عليه وسلم على حمار فقال يا معاذ هل تدري ما حق الله على عباده وما حق العباد على الله قلت الله ورسوله أعلم قال فإن حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا وحق العباد على الله أن لا يعدب من لا يشرك به شيئا فقلت يا رسول الله أفلا أبشر الناس قال لا تبشرهم فيتكلوا متفق عليه

Dari Mu'az bin Jabal radhiyallahu 'anhu, katanya: "Saya ada di belakang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika menaiki seekor keledai, lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Hai Mu'az, adakah engkau tahu, apakah haknya Allah atas sekalian hambaNya dan apakah haknya hamba-hamba itu atas Allah?" Saya menjawab: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui." Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya haknya Allah atas semua hamba-hambaNya ialah supaya mereka itu menyembahNya dan tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, sedang haknya hamba-hamba atas Allah ialah Allah tidak akan menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah itu." Saya lalu berkata: "Bukankah baik sekali jikalau berita gembira ini saya beritahukan kepada seluruh manusia?" Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah engkau memberitakan ini kepada mereka sebab mereka nantinya akan menyerah bulat-bulat -tanpa suka beramal." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 426
وعن البراء بن عازب رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال المسلم إذا سئل في القبر يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فذلك قوله تعالى "يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة " إبراهيم متفق عليه

Dari Albara' bin 'Azib radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, sabdanya: "Seorang Muslim itu apabila ditanya dalam kubur, maka ia akan menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah. Yang sedemikian itu adalah sesuai dengan firmannya Allah Ta'ala -yang artinya: "Allah memberikan ketetapan -keteguhan- kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang mantap, baik di dalam kehidupan dunia ini, maupun dalam akhirat." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 427
وعن أنس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الكافر إذا عمل حسنة أطعم بها طعمة من الدنيا وأما المؤمن فإن الله تعالى يدخر له حسناته في الآخرة ويعقبه رزقا في الدنيا على طاعته وفي رواية إن الله لا يظلم مؤمنا حسنة يعطى بها في الدنيا ويجزى بها في الآخرة وأما الكافر فيطعم بحسنات ما عمل لله تعالى في الدنيا حتى إذا أفضى إلى الآخرة لم يكن له حسنة يجزى بها رواه مسلم

Dari Anas radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sabdanya: "Sesungguhnya orang kafir itu apabila melakukan sesuatu amal kebaikan, maka dengannya itu ditujukan untuk didapatkannya sesuatu makanan di dunia -yakni tujuannya semata untuk memperoleh rezeki di dunia saja, sedangkan orang mu'min, maka sesungguhnya Allah Ta'ala memberikan simpanan untuknya berupa beberapa kebajikan di akhirat dan diikutkan pula dengan memperoleh rezeki di dunia dengan sebab ketaatannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seorang mu'min akan kebaikannya, dengannya itu akan diberikan rezeki di dunia dan dengannya pula akan diberi balasan baik di akhirat. Adapun orang kafir, maka ia akan diberi makan -yakni rezeki- dengan kebaikan-kebaikan yang merupakan hasil amalannya karena Allah Ta'ala di dunia, sehingga apabila ia telah menjadi -yakni memasuki- ke akhirat, maka sama sekali tidak ada lagi kebaikan baginya yang dapat diberikan balasannya." (Riwayat Muslim)

Nomor: 428
وعن جابر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل الصلوات الخمس كمثل نهر جار غمر على باب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مرات رواه مسلم الغمر الكثير

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan shalat-shalat lima waktu itu adalah seperti sungai yang mengalir secara melimpah ruah pada pintu rumah seorang dari engkau semua. Ia mandi di situ setiap hari lima kali." (Riwayat Muslim)

Nomor: 429
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ما من رجل مسلم يموت فيقوم على جنازته أربعون رجلا لا يشركون بالله شيئا إلا شفعهم الله فيه رواه مسلم

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiada seorang muslimpun yang meninggal dunia, kemudian berdiri untuk menyembahyangi jenazahnya itu sebanyak empat puluh orang yang semuanya tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan Allah akan mengaruniakan syafaat kepada orang yang mati tadi." (Riwayat Muslim)

Nomor: 430
وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال كنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في قبة نحوا من أربعين فقال أترضون أن تكونوا ربع أهل الجنة قلنا نعم قال أترضون أن تكونوا ثلث أهل الجنة قلنا نعم قال والذي نفس محمد بيده إني لأرجو أن تكونوا نصف أهل الجنة وذلك أن الجنة لا يدخلها إلا نفس مسلمة وما أنتم في أهل الشرك إلا كالشعرة البيضاء في جلد الثور الأسود أو كالشعرة السوداء في جلد الثور الأحمر متفق عليه

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, katanya: "Kita semua berada bersama-sama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah kemah, kira-kira ada empat puluh orang, lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Relakah engkau semua jikalau engkau semua -umat Muhammad semuanya ini- menjadi seperempatnya ahli syurga?" Kita semua menjawab: "Ya." Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pula: "Relakah engkau semua kalau menjadi sepertiga ahli syurga." Kita semua menjawab: "Ya." Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya mengharapkan kalau engkau semua itu akan menjadi setengahnya ahli syurga. Yang sedemikian itu karena sesungguhnya syurga itu tidak dapat dimasuki melainkan oleh seorang yang Muslim, sedangkan engkau semua bukanlah ahli kemusyrikan, melainkan seperti rambut putih dalam kulit lembu yang hitam atau seperti rambut hitam dalam kulit lembu yang merah." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 431
وعن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كان يوم القيامة دفع الله إلى كل مسلم يهوديا أو نصرانيآ فيقول هذا فكاكك من النار وفي رواية عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال يجيء يوم القيامة ناس من المسلمين بذنوب أمثال الجبال يغفرها الله لهم رواه مسلم قوله دفع إلى كل مسلم يهوديا أو نصرانيا فيقول هذا فكاكك من النار معناه ما جاء في حديث أبي هريرة رضي الله عنه لكل أحد منزل في الجنة ومنزل في النار فالمؤمن إذا دخل الجنة خلفه الكافر في النار لأنه مستحق لذلك بكفره ومعنى فكاكك أنك كنت معرضا لدخول النار وهذا فكاكك لأن الله تعالى قدر للنار عددا يملؤها فإذا دخلها الكفار بذنوبهم وكفرهم صاروا في معنى الفكاك للمسلمين والله أعلم

Dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jikalau telah tiba hari kiamat, maka Allah menyerahkan kepada setiap orang Islam akan seorang Yahudi atau Nasrani, lalu Allah berfirman: "Inilah hari kelepasanmu dari neraka." Dalam riwayat lain disebutkan dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, sabdanya: "Pada hari kiamat datanglah beberapa orang dari kaum Muslimin dengan membawa dosa sebesar gunung-gunung, lalu diampunkanlah oleh Allah untuk mereka itu." (Riwayat Muslim)

Keterangan:
Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam: "Allah menyerahkan kepada setiap orang Islam akan seorang Yahudi atau Nasrani, lalu Allah berfirman: "Ini hari kelepasanmu dari neraka," artinya itu dijelaskan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yaitu: "Setiap orang itu mempunyai sebuah tempat di syurga dan sebuah tempat lagi di neraka. Orang mu'min itu apabila telah masuk syurga, maka akan diikuti oleh orang kafir untuk masuk dalam neraka sebab sebenarnya orang kafir itu memang berhak sekali untuk menempati tempat di neraka itu sebab kekafirannya." Adapun arti fakakuka, ialah bahwasanya engkau itu sudah ditampakkan untuk masuk neraka, tetapi hari inilah kelepasanmu dari neraka itu, sebab Allah Ta'ala telah menentukan untuk neraka itu sejumlah isi yang akan menemuinya, maka jikalau kaum kafirin telah memasuki neraka dengan sebab dosa-dosa serta kekafirannya, maka berartilah bahwa peristiwa itu menjadi hari kelepasan kaum Muslimin dari siksa neraka tadi. Wallahu a'lam.

Nomor: 432
وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول يدنى المؤمن يوم القيامة من ربه حتى يضع كنفه عليه فيقرره بذنوبه فيقول أتعرف ذنب كذا أتعرف ذنب كذا فيقول رب أعرف قال فإني قد سترتها عليك في الدنيا وأنا أغفرها لك اليوم فيعطى صحيفة حسناته متفق عليه كنفه ستره ورحمته

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Di dekatkanlah orang mu'min itu pada hari kiamat dari Tuhannya,[46] sehingga Allah meletakkan tutupNya atas orang mu'min tadi, kemudian Allah menetapkan semua dosanya, tetapi Allah lalu berfirman: "Adakah engkau mengerti tentang dosanya demikian? Tahukah engkau dosanya sedemikian ini?" Orang itu menjawab: "Ya Tuhanku, saya tahu." Allah lalu berfirman: "Sesungguhnya dosa-dosa itu telah Kututupi untukmu di dunia dan pada hari ini Kuampuni semuanya itu bagimu, kemudian diberikanlah catatan amalan kebaikannya." (Muttafaq 'alaih) Kanafuhu artinya tutup serta rahmatNya.
_________________
[46] Didekatkan di sini maksudnya ialah dalam hal dekat memperoleh kemuliaan, kerahmatan dan kebaikan Allah. Jadi bukan dekat jarak atau perihal tempatnya, sebab Allah memang tidak membutuhkan tempat.

Nomor: 433
وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن رجلا أصاب من امرأة قبلة فأتى النبي صلى الله عليه وسلم فأخبره فأنزل الله تعالى " وأقم الصلاة طرفي النهار وزلفا من الليل إن الحسنات يذهبن السيئات " هود فقال الرجل ألي هذا يا رسول الله قال لجميع أمتي كلهم متفق عليه

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasanya ada seorang lelaki memberikan ciuman pada seorang wanita -bukan istrinya, lalu ia mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memberitahukan padanya akan halnya. Allah Ta'ala lalu menurunkan ayat -yang artinya: "Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang hari dan sebagian dari waktu malam. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan-keburukan." Orang itu lalu bertanya: "Apakah ayat itu untukku saja, ya Rasulullah?" Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Untuk semua umatku." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 434
وعن أنس رضي الله عنه قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله أصبت حدا فأقمه علي وحضرت الصلاة فصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فلما قضى الصلاة قال يا رسول الله إني أصبت حدا فأقم في كتاب الله قال هل حضرت معنا الصلاة قال نعم قال قد غفر لك متفق عليه وقوله أصبت حدا معناه معصية توجب التعزير وليس المراد الحد الشرعي الحقيقي كحد الزنا والخمر وغيرهما فإن هذه الحدود لا تسقط بالصلاة ولا يجوز للإمام تركها

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, katanya: "Ada seorang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya telah melakukan sesuatu yang wajib dikenakan had -hukuman, maka laksanakanlah itu untukku." Waktu itu sudah tiba saatnya shalat, lalu ia bershalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Selanjutnya setelah selesai shalatnya, orang itu berkata lagi: "Ya Rasulullah, saya telah melakukan perbuatan yang wajib dikenakan had, maka laksanakanlah itu untukku sesuai dengan kitabullah." Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah engkau telah melakukan shalat bersama kita tadi?" Ia menjawab: "Ya." Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah diampunkan dosa itu untukmu." (Muttafaq 'alaih) Ucapan orang yang berbunyi Ashabtu haddan itu artinya ialah bahwa orang tadi telah melakukan suatu kemaksiatan yang mewajibkan ia dita'zir. Jadi bukan maksudnya itu merupakan had syar'i yang sebenar-benarnya seperti hadnya orang berzina, minum arak atau selainnya itu, sebab had-had semacam ini tidak dapat gugur hanya dengan melakukan shalat saja, juga bagi seorang imam pemegang kekuasaan negara tidak boleh meninggalkan atau mengabaikannya.

Nomor: 435
وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله ليرضي عن العبد أن يأكل الأكلة فيحمده عليها أو يشرب الشربة فيحمده عليها رواه مسلم الأكلة بفتح الهمزة وهي المرة الواحدة من الأكل كالغدوة والعشوة والله أعلم

Dari Anas radhiyallahu 'anhu pula, katanya: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah itu ridha pada seorang hambaNya, jikalau ia makan sesuatu makanan lalu memuji kepada Allah karena adanya makanan itu, atau minum suatu minuman lalu memuji padaNya karena adanya minuman itu." (Riwayat Muslim)
Al-aklatu dengan fathahnya hamzah, ialah sekali makanan yang dilakukan seperti makan siang atau makan malam. Wallahu a'lam.

Nomor: 436
وعن أبي موسى رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إن الله تعالى ببسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل حتى تطلع الشمس من مغربها رواه مسلم

Dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, sabdanya: "Sesungguhnya Allah itu membeberkan -membuka- tanganNya -yakni kerahmatanNya- di waktu malam hari, supaya bertaubatlah orang yang melakukan keburukan pada siang harinya, serta membeberkan -membuka- tanganNya -kerahmatanNya- di siang hari, supaya bertaubatlah orang yang melakukan keburukan pada malam harinya. Hal ini terus -berlaku- sampai matahari terbit dari arah barat -maksudnya sampai dekat tibanya hari kiamat." (Riwayat Muslim)

Nomor: 437
وعن أبي نجيح عمرو بن عبسة بفتح العين والباء السلمي رضي الله عنه قال كنت وأنا في الجاهلية أظن أن الناس على ضلالة وأنهم ليسوا على شيء وهم يعبدون الأوثان فسمعت برجل بمكة يخبر أخبارا فقعدت على راحلتي فقدمت عليه فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم مستخفيا جرءاء عليه قومه فتلطفت حتى دخلت عليه بمكة فقلت له ما أنت قال أنا نبي قلت وما نبي قال أرسلني الله قلت وبأي شيء أرسلك قال أرسلني بصلة الأرحام وكسر الأوثان وأن يوحد الله لايشرك به شيء قلت فمن معك على هذا قال حر وعبد ومعه يومئذ أبو بكر وبلال رضي الله عنهما قلت إني متبعك قال إنك لن تستطيع ذلك يومك هذا ألا ترى حالى وحال الناس ولكن ارجع إلى أهلك فإذا سمعت بي قد ظهرت فأتني قال فذهبت إلى أهلي وقدم رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة وكنت في أهلي فجعلت أتخبر الأخبار وأسأل الناس حين قدم المدينة حتى قدم نفر من أهلي المدينة فقلت ما فعل هذا الرجل الذي قدم المدينة فقالوا الناس إليه سراع وقد أراد قومه قتله فلم يستطيعوا ذلك فقدمت المدينة فدخلت عليه فقلت يا رسول الله أتعرفني قال نعم أنت الذي لقيتني بمكة قال فقلت يا رسول الله أخبرني عما علمك الله وأجهله أخبرني عن الصلاة قال صل صلاة الصبح ثم اقصر عن الصلاة حتى ترتفع الشمس قيد رمح فإنها تطلع حين تطلع بين قرني شيطان وحينئذ يسجد لها الكفار ثم صل فإن الصلاة مشهودة محضورة حتى يستقل الظل بالرمح ثم اقصر عن الصلاة فإنه حينئذ تسجر جهنم فإذا أقبل الفيء فصل فإن الصلاة مشهودة محضورة حتى تصلي العصر ثم اقصر عن الصلاة حتى تغرب الشمس فإنها تغرب بين قرني شيطان وحينئذ يسجد لها الكفار قال فقلت يا نبي الله فالوضوء حدثني عنه فقال ما منكم رجل يقرب وضوءه فيتمضمض ويستنشق فينتثر إلا خرت خطايا وجهه وفيه وخياشيمه ثم إذا غسل وجهه كما أمره الله إلا خرت خطايا وجهه من أطراف لحيته مع الماء ثم يغسل يديه إلى المرفقين إلا خرت خطايا يديه من أنامله مع الماء ثم يمسح رأسه إلا خرت خطايا رأسه من أطراف شعره مع الماء ثم يغسل قدميه إلى الكعبين إلا خرت خطايا رجليه من أنامله مع الماء فإن هو قام فصلى فحمد الله تعالى وأثنى عليه ومجده بالذي هو له أهل وفرغ قلبه لله تعالى إلا انصرف من خطيئته كهيئته يوم ولدته أمه فحدث عمرو بن عبسة بهذا الحديث أبا أمامة صاحب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال له أبو أمامة يا عمرو بن عبسة انظر ما تقول في مقام واحد يعطى هذا الرجل فقال عمرو يا أبا أمامة فقد كبرت سني ورق عظمي واقترب أجلي وما بي حاجة أن أكذب على الله تعالى ولا على رسول الله صلى الله عليه وسلم لو لم أسمعه من رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا مرة أو مرتين أو ثلاثا حتى عد سبع مرات ما حدثت أبدا به ولكني سمعته أكثر من ذلك رواه مسلم قوله جرءاء عليه قومه هو بجيم مضمومة وبالمد على وزن علماء أي جاسرون مستطيلون غير هائبين هذه الرواية المشهورة ورواه الحميدي وغيره حراء بكسر الحاء المهملة وقال معناه غضاب ذوو غم وهم قد عيل صبرهم به حتى أثر في أجسامهم من قولهم حرى جسمه يحرى إذا نقص من ألم أو غم ونحوه والصحيح أنه بالجيم وقوله صلى الله عليه وسلم بين قرني شيطان أي ناحيتي رأسه والمراد التمثيل معناه أنه حينئذ يتحرك الشيطان وشيعته ويتسلطون وقوله يقرب وضوءه معناه يحضر الماء الذي يتوضأ به وقوله إلا خرت خطاياه هو بالخاء المعجمة أي سقطت ورواه بعضهم جرت بالجيم والصحيح بالخاء وهو رواية الجمهور وقوله فينتثر أي يستخرج ما في أنفه من أذى والنثرة طرف الأنف

Dari Abu Najih yaitu 'Amr bin 'Abasah -dengan menggunakan 'ain dan ba'- Assulami radhiyallahu 'anhu , katanya: "Dahulu semasih saya berada di zaman Jahiliyah mengira bahwa para manusia itu dalam kesesatan dan bahwasanya mereka itu tidak memperoleh kemanfaatan apa-apa dalam hal mereka menyembah berhala-berhala itu. Kemudian saya mendengar ada seorang lelaki di Makkah yang memberitahukan berbagai berita luar biasa dan agung, lalu saya duduk di atas kendaraanku untuk berpergian, kemudian datanglah saya pada orang itu. Tiba-tiba di kala itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sedang bersembunyi -dari kaum kafirin dan musyrikin. Keadaan kaumnya adalah berani-berani padanya -maksudnya: bukannya serba ketakutan semacam menghadapi raja. Kemudian saya beramah-tamah -dengan seorang Quraisy, sehingga saya memasuki kota Makkah. Kepada orang itu -yakni Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam- saya bertanya: "Siapakah Anda?" Jawabnya: "Saya seorang Nabi." Saya bertanya lagi: "Apakah Nabi itu." Jawabnya: "Saya diutus oleh Allah." Saya bertanya lagi: "Dengan membawa ajaran apakah Anda diutus?" Jawabnya: "Allah mengutus saya dengan ajaran supaya mempereratkan kekeluargaan, mematahkan semua berhala dan supaya hanya Allah jualah yang dimahaesakan -ditunggalkan- serta tidak disekutukanlah sesuatu denganNya." Saya bertanya pula: "Siapakah yang sudah menjadi peserta Anda?" Jawabnya: "Seorang merdeka dan seorang lagi hamba sahaya." Pada saat itu yang telah menjadi pengikutnya ialah Abu Bakar dan Bilal radhiallahu 'anhuma. Kemudian saya berkata: "Saya ingin menjadi pengikut Anda." Jawabnya: "Sesungguhnya Anda tidak kuat untuk menjadi pengikutku pada saat sekarang ini. Tidak Anda ketahuikah bagaimana hal-ihwalku dan hal-ihwal para manusia ini -yakni bahwa beliau s.a.w. selalu dikejar-kejar untuk disakiti. Tetapi sekarang kembalilah ke tempat keluarga Anda. Nanti jikalau Anda telah mendengar tentang diriku bahwa aku telah muncul -memperoleh kemenangan, maka datanglah padaku."  Abu Najih berkata: "Saya lalu pergi menemui keluargaku lagi. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam datang di Madinah -setelah agak lama dari terjadinya peristiwa di atas-. Saya masih berada di kalangan keluargaku, lalu mulailah saya mencari-cari beberapa berita dan saya bertanya kepada orang banyak ketika datangnya di Madinah, sehingga datanglah kepadanya itu sekelompok dari penduduk Madinah. Saya bertanya kepada orang Madinah: "Apakah yang dilakukan oleh lelaki -yakni Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam- yang datang di Madinah itu?" Orang-orang menjawab: "Orang-orang sama bergegas-gegas menyambutnya. Kaumnya sendiri sudah menginginkan akan membunuhnya, tetapi mereka tidak dapat melakukan yang sedemikian itu." Selanjutnya datanglah saya di Madinah dan saya masuk menghadap padanya. Kemudian saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah Anda mengenal saya?" Beliau menjawab: "Ya, engkau yang menemui saya dahulu di Makkah?" Saya berkata lagi: "Ya Rasulullah beritahukanlah padaku tentang apa-apa yang dipelajarkan oleh Allah pada Anda dan yang saya tidak mengetahuinya. Beritahukanlah kepadaku perihal shalat." Jawabnya: "Shalatlah shalat Subuh, lalu berhentilah melakukan shalat sehingga matahari terbit sampai berada di atas setinggi batang galah, sebab sesungguhnya matahari itu terbit diantara kedua ujung tanduk syaitan dan di saat itu bersujudlah orang-orang kafir pada matahari tadi. Kemudian bershalatlah sesuka hatimu dari shalat-shalat sunnah, sebab sesungguhnya shalat itu disaksikan dan dihadiri oleh para malaikat. Demikian itu sehingga menyedikitlah bayangan galah tadi -jikalau ditanam tegak. Selanjutnya berhentilah melakukan shalat, sebab di kala itu sesungguhnya neraka Jahanam sedang menyala hebat-hebatnya. Jikalau bayangan telah lalu -ke arah timur, maka bershalatlah -yakni Zuhur, sebab sesungguhnya shatat itu disaksikan dan dihadiri oleh para malaikat, sehingga Anda bershalat 'Ashar, kemudian berhenti pulalah melakukan shalat itu, sehingga matahari terbenam, sebab sesungguhnya matahari itu terbenam diantara kedua ujung tanduk syaitan dan di kala itu bersujudlah orang-orang kafir kepada matahari tadi." Abu Najih berkata selanjutnya: "Saya terus berkata lagi: "Ya Nabiyullah, tentang wudhu' beritahukanlah itu kepadaku!" Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiada seorangpun dari engkau semua yang menyediakan air wudhu'nya, kemudian ia berkumur-kumur lalu mengisap air dalam hidung lalu mengeluarkannya lagi dari hidungnya itu melainkan jatuhlah semua kesalahan wajahnya, mulutnya dan pangkal hidungnya. Kemudian apabila ia membasuh mukanya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka jatuhlah kesalahan-kesalahan wajahnya dari ujung-ujung janggutnya beserta air, kemudian membasuh kedua tangannya, maka jatuhlah kesalahan-kesalahan kedua tangannya dari jari-jarinya beserta air, kemudian mengusap kepalanya, maka jatuhlah kesalahan-kesalahan kepalanya dari ujung-ujung rambutnya beserta air, kemudian membasuh kedua kakinya sampai kedua tumitnya, maka jatuhlah kesalahan-kesalahan kakinya dari jari-jarinya beserta air. Seterusnya jikalau orang itu berdiri lalu bershalat, bertahmid serta memuji dan memaha agungkan Allah yang memang Allah itu belaka yang ahli -berhak memiliki puji-pujian dan keagungan tadi-, juga mengosongkan hatinya untuk semata-mata ditujukan kepada Allah Ta'ala, maka setelah ia selesai semuanya, ia akan terlepas dari kesalahan-kesalahannya sebagaimana keadaannya ketika pada hari dilahirkan oleh ibunya -yakni bersih sama sekali dari segala macam kesalahan dan dosa." 'Amr bin 'Abasah memberitahukan hadits ini kepada Abu Umamah, yakni sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lalu Abu Umamah berkata padanya: "Hai 'Amr, lihatlah apa yang engkau katakan itu, seorang dapat diberi pahala sebanyak itu hanya dalam satu tempat saja, patutkah sedemikian itu?" Abu Umamah bertanya demikian karena agaknya masih sangsi akan kebenaran hadits yang dibawa oleh 'Amr tadi. 'Amr lalu menjawab: "Hai Abu Umamah, usiaku ini sudah tua, tulang-tulangku pun sudah lemah, bahkan ajalku juga sudah hampir sampai. Saya merasa tidak akan ada gunanya untuk membuat kedustaan atas nama Allah atau atas diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Andaikata saya tidak mendengar sendiri dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, melainkan sekali, atau dua kali, tiga kali -sampai dihitung-hitungnya sebanyak tujuh kali, pasti saya tidak akan memberitahukan hadits ini selama-lamanya. Tetapi saya mendengar Hadis itu bahkan lebih banyak lagi dari sekian kali itu." (Riwayat Muslim)
Jura-a-u 'alaihi qaumuhu dengan jim yang didhammahkan dan dimadkan menurut wazan 'ulama-u, yakni berani, tidak takut-takut serta tidak ada keseganan. Ini adalah riwayat yang masyhur. Alhumaidi dan lain-lain ahli hadits meriwayatkan hira-un dengan kasrahnya ha' muhmalah dan berkata: "Maknanya ialah pemarah, banyak menderita kesusahan dan kesedihan, telah dialahkan kesabarannya sehingga membekaslah pada tubuh mereka. Hiraun ini berasal dari kata-kata: hara jismuhu yahri, maknanya jikalau telah susut karena terkena penyakit, kesedihan atau lain-lainnya. Yang shahih ialah dengan jim -yakni juraau. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam baina qarnai syaithan maksudnya dari kedua tepi kepala syaitan. Murad sedemikian ini adalah sebagai perumpamaan yang maksudnya bahwa syaitan itu pada ketika terbit atau terbenamnya matahari, selalu bergerak dengan semua pembantu-pembantunya, juga sama memberikan pengaruh kekuasaan buruk. Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wasallam: yuqarribu wadhu-ahu maknanya ialah mendatangkan air yang akan digunakan untuk berwudhu'. Kharrat khathayahu dengan menggunakan kha' mu'jamah, artinya jatuh. Sebagian ulama meriwayatkan dengan kata: jarat dengan jim, artinya mengalir. Yang shahih ialah dengan kha' dan inilah yang merupakan riwayat Jumhur. Yastantsiru artinya mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada dalam hidungnya. Annatsrah ialah ujung hidung.

Nomor: 438
وعن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا أراد الله تعالى رحمة أمة قبض نبيها قبلها فجعله لها فرطا وسلفا بين يديها وإذا أراد هلكة أمة عذبها ونبيها حي فأهلكها وهو حي ينظر فأقر عينه بهلاكها حين كذبوه وعصوا أمره رواه مسلم

Dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, katanya: "Jikalau Allah menghendaki kerahmatan kepada sesuatu umat, maka diambillah -diwafatkanlah- Nabinya terlebih dahulu sebelum umat itu -binasa-, lalu dijadikanlah Nabi tadi sebagai orang yang dahulu -sebagai perintis kebaikan dalam menyiapkan kemaslahatan-kemaslahatan umat itu serta yang terkemuka- yakni merupakan penarik pahala yang akan dibalas dengan adanya kesabaran atas kematiannya itu. Tapi jikalau Allah menghendaki kerusakan kepada sesuatu umat, maka disiksalah umat itu selagi Nabi mereka masih hidup. Jadi Allah menyiksa umat itu dan Nabi mereka melihat keadaannya, maka Nabinya menetapkan sendiri tentang penglihatan matanya bahwasanya umatnya itu telah menjadi rusak binasa, ketika mereka mendustakan serta bermaksiat padanya -mendurhakai perintahnya-." (Riwayat Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar