Selasa, 06 Mei 2014

Brunai Menerapkan Hukum Syari`at Allah Musuh Islam Ketakutan

Brunei Terapkan Hukum Syariah, Selebriti Dunia Boikot Hotel

 

 

 

 06/05/14 | 13:45 | 07 Rajab 1435 H






Sultan Hassanal Bolkiah - (Foto: telegraph.co.uk)
Sultan Hassanal Bolkiah – (Foto: telegraph.co.uk)
 Sultan Bolkiah mengumumkan pada Rabu lalu bahwa ia akan mendorong penerapan hukum syariah yang akan diterapkan secara bertahap.
Pada tahap awal, hukum syariah menerapkan denda atau hukuman penjara bagi pelanggaran, termasuk perilaku tidak senonoh, kealpaan untuk menghadiri shalat Jumat, dan hamil di luar nikah.
Fase kedua, yang antara lain mencakup hukuman untuk pencurian dan perampokan, akan mulai diterapkan pada akhir tahun ini. Hukumannya akan lebih keras, seperti memotong anggota badan dan cambuk.
Pada akhir tahun depan, hukuman seperti hukuman rajam untuk kasus sodomi dan perzinahan akan diterapkan.
Sejumlah selebriti, termasuk pendiri kelompok Virgin, Richard Branson, berjanji untuk memboikot sebuah jaringan hotel yang punya kaitan dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, setelah Sultan itu menerapkan hukum syariah Islam di negaranya.
Branson mengatakan pada akhir pekan bahwa para karyawan Virgin tidak akan menginap di jaringan hotel mewah Dorchester Collection, yang mencakup The Dorchester di London, Inggris, dan Hotel Beverly Hills di Los Angeles, AS. “Tidak ada karyawan @Virgin, maupun keluarga kami, yang akan menginap di Dorchester Hotel sampai Sultan itu mematuhi hak asasi manusia,” kata miliarder Inggris itu dalam posting-an di Twitter.
Sejumlah orang lain yang telah menyerukan boikot antara lain komedian Stephen Fry, pembawa acara TV Sharon Osbourne, dan komedian Ellen DeGeneres.
Kelompok dari AS, Feminist Majority Foundation juga mengatakan telah menarik penghargaan tahunannya, Global Women’s Rights Awards, yang diketuai Jay Leno dan Mavis, dari Hotel Beverly Hills sebagai bentuk protes.
Dorchester Collection dilaporkan dimiliki oleh Badan Investasi Brunei, sebuah badan investasi yang berada di bawah departemen keuangan kesultanan yang kaya minyak itu.
Para pejabat Pemerintah Brunei belum bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar terkait hal itu pada Senin ini. Dorchester Collection juga tidak segera menanggapi permintaan AFP untuk berkomentar tentang berita itu.
Langkah Brunei telah memicu kecaman di media sosial terhadap penguasa kaya tersebut, dan kecaman internasional, termasuk dari kantor hak asasi manusia PBB. Namun, Sultan Bolkiah telah membela penerapan hukum itu, yang dimaksudkan untuk menopang Islam dan menjaga negara itu dari pengaruh luar.
“Kami tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain. Kami tidak pernah mengandalkan mereka untuk menerima kami atau setuju dengan itu, tetapi sudah cukup jika mereka menghormati kami dengan cara kami menghormati mereka,” ujarnya pada akhir pekan lalu, saat mengumumkan penerapan hukum itu. (kompas/sbb/dakwatuna)



Sumber: Dakwatuna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar