BRISBANE, KOMPAS.com — Seorang politisi partai One
Nation di Australia tidak saja menghadapi tuduhan kriminal karena
perilaku anti-Muslim, tetapi juga menjadi tertawaan media Australia
karena ketidaktahuannya akan Islam.
Stephanie Banister (27),
seorang ibu dari dua anak, menghadapi tuduhan kriminal karena memasang
stiker anti-Muslim bertuliskan "Makanan halal membiayai terorisme" di
kemasan produk Nestle di supermarket. Banister adalah salah satu calon
anggota parlemen dari Partai One Nation pimpinan Pauline Hanson, partai
ekstrem kanan. Banister mencalonkan diri di Negara Bagian Queensland.
Menurut laporan news.com.au
hari Kamis (8/8/2013), bukan itu saja yang dihadapi Banister.
Pengetahuannya mengenai Islam dan agama lain seperti Yahudi banyak yang
tidak akurat.
"Saya tidak menentang Islam sebagai negara, tetapi
saya merasa bahwa hukum mereka tidak bisa diterima di Australia," kata
Banister dalam wawancara dengan jaringan lokal Channel 7, tanpa menyadari Islam adalah agama bukan negara.
"Hanya dua persen penduduk Australia mengikuti prinsip haram," lanjut Banister dengan maksud merujuk makanan halal.
Banister
juga mengatakan tidak memiliki masalah dengan makanan kosher orang
Yahudi. "Yahudi tidak mengikuti prinsip haram. Mereka memiliki prinsip
sendiri mengikuti Yesus Kristus," tambah Banister. Padahal, Yahudi sama
sekali tidak mengenai Yesus, dan tampaknya Banister mencampuradukkan
antara Kristen dan Yahudi.
Soal politik dalam negeri, Banister
juga ditanya mengenai Skema Asuransi Untuk Penyandang Cacat, di mana dia
mengatakan sistem itu sudah berjalan dengan baik. Padahal, sebenarnya
skema ini baru akan dimulai tahun 2016. Ketika ditanya calon lawannya di
daerah pemilihannya, Banister tidak bisa menjawab sama sekali.
Komisi
Pemilu Australia masih akan memutuskan apakah Banister bisa mencalonkan
diri atau tidak. Mereka yang terkena tindakan kriminal akan
didiskualifikasi bila dijatuhi hukuman paling kurang satu tahun
penjara.
Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L Sastra Wijaya,
di tengah kampanye pemilu menjelang pemilihan 7 September, para calon
anggota parlemen sering mendapat pertanyaan dari para wartawan di mana
mereka kesulitan untuk menjawab. Hari Rabu, seorang calon dari Partai
Liberal, Jaymez Diaz, di Melbourne ditanya oleh seorang wartawan
mengenai kebijakan yang dijalankan partainya bila memerintah. Diaz
mengatakan, partainya memiliki lebih dari 100 kebijakan, tetapi dalam
wawancara selama lima menit tersebut, Diaz tidak bisa menyebutkan satu
program pun dengan jelas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar