Minggu, 06 Juli 2014

IMAM MUJADDID KHATMUL ASHGHAR (PENYUDAHAN KEWALIAN ALLAH YANG KECIL)

Kitab Fatawa Haditsiyah karangan Syaikhul Islam Imam Ibnu Hajar al-Haitami:

Imam Ibnu Hajar di tanyakan tentang hukum mempelajari kitab Syeikh Imam Muhyiddin Ibnu Araby ?

kesimpulan jawaban Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami adalah:

Imam Muhyiddin Ibnu arabi adalah seorang aulia Allah yang Allah berikan kelebihan yang besar. Para pembesar ulama yang menjadi panutan umat mengakui bahwa Imam Ibnu Arabi termasuk dalam satu aulia Allah yang arif billah dan termasuk ulama ‘amilin. Mereka sepakat bahwa beliau merupakan ulama yang paling alim di zamannya, menjadi panutan umat dan memiliki ilmu yang mendalam juga merupakan ulama yang paling wara’ di zamannya, dan senantiasa mengamalkan syariat dengan sungguh-sungguh, bahkan pernah wudhuk beliau bertahan hingga tiga bulan.
Di antara karamah beliau yang lain adalah ketika beliau selesai mengarang kitab Futuhat Makkiyah, beliau meletakkan kitab tersebut di atas Ka’bah tanpa penutup selama satu tahun di terpa hujan dan angin, namun angin dan hujan yang sering terjadi pada tahun tersebut sama sekali tidak merusak kitab beliau tersebut sedikitpun.

Adapun mempelajari kitab tersebut (Futuhat Makkiyah), sepatutnya di hindari karena kitab tersebut berisi hakikat-hakikat yang sulit di pahami kecuali oleh kalangan arifin billah yang sudah mendalam dalam ilmu kitab dan sunnah. Bagi kalangan yang tidak sampai martabat ini di takutkan akan tergelincir dalam kesesatan dan bahkan bisa jatuh dalam kesyirikan sebagaimana kami saksikan pada sebagian golongan. Selain itu dalam kitab tersebut ada beberapa tempat yang maknanya bukan sebagaimana dhahir ibaratnya, karena ibarat beliau tersebut berdasarkan istilah tersendiri yang tidak dimaksudkan seperti dhahirnya. dan juga ada beberapa tempat yang beliau tuliskan ketika beliau dalam keadaan fana. Untuk memahami semua itu butuh pemahaman yang mendalam baik dalam ilmu dhahir dan ilmu bathin. Orang yang tidak mencapai derajat tersebut akan salah dalam memahami kata-kata beliau yang akhirnya akan terjatuh dalam kesesatan dan menyesatkan orang lain.

Namun, Imam Ibnu Arabi juga memilki kitab-kitab yang lain yang berisi tentang tatacara mendidik dan lainnya yang bisa di pelajari, sama halnya seperti kitab-kitab Imam Ghazali dan Abu Thalib al-Makky.

(Intisari fatawa Syaikhul islam Ibnu Hajar al-Haitami hal 295 Cet. Mustafha al-Halaby)

Ibnu Arabi yang di makud adalah Muhyiddin bin al-Arabi (wafat 560 H) bukan Abu Bakar bin al-Arabi (wafat 543 H), seorang ahli fiqh Negri Magribi. Keduanya berasal dari Nengri Andalusia (Spanyol), dalam penulisan, yang pertama di tulis dengan Ibnu Ibnu Arabi (tanpa Al) sedangan yang kedua di tulis dengan Ibnu Al-Arabi (dengan memakai Al).

Habib Zain bin bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab beliau Manhaj as-Sawi hal 270 mengutip dari beberapa ulama tentang beberapa kitab lain yang di larang untuk di telaah seperti Kitab al-Mi’raj dan al-Madhnun karangan Imam Ghazali, kitab-kitab karangan syeikh Abdul Karim al-Jily dan juga kitab Ibnu Taimiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar