Menurut Muhyidin, Islam hanya ada satu, yaitu Islam yang ‘Rahmatan
lil Alamin’. Jadi, tidak ada pembagian Islam menjadi Islam garis keras,
Islam garis lunak atau Islam radikal.
“Saya tidak kaget dengan
pernyataan Frans Magnis, karena dalam beberapa kesempatan memang
menyampaikan hal seperti itu,” ujar Muhyidin.
Sebenarnya, melihat
tempat kelahiran Frans Magnis di Jerman, situasi politik dan komunitas
agamanya tidak berbeda dengan di Indonesia.
Jadi, Frans Magnis
jangan cepat-cepat mengambil keputusan dengan pernyataan yang sangat
kasar itu. “Saya khawatir terjadi konflik horizontal di tengah-tengah
masyarakat,” papar Muhyidin.
Seharusnya di bulan suci Ramadhan
ini, seluruh tokoh agama dan rohaniwan, termasuk Frans Magnis, saling
menjaga suasana sejuk dan damai. “Frans Magnis hendaknya menahan diri,
Jangan membuat pernyataan provokatif,” ungkap Muhyidin.
“Apakah
Frans Magnis hanya ingin melakukan ‘test the water’ seperti Wimar
Witoelar yang mengunggah gambar berjudul ‘Kelompok orang-orang jahat’?”
Jelas Muhyidin.
Frans Magnis jangan menuduh dan menyimpulkan Amien Rais sebagai orang yang menghimpun Islam garis keras di kubu capres Prabowo.
Kalau
pun masalahnya terkait HAM, bukankah Prabowo pernah menjadi cawapres
Megawati lima tahun lalu? “Masyarakat sudah bisa menilai siapa yang
benar dan siapa yang salah,” lanjut Muhyidin.
Hendaknya Magnis
Suseno menahan diri dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Maha
Pencipta di bulan Ramadhan ini. (ROL/sbb/dakwatuna)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar