Selasa, 01 Juli 2014

Syiah Kuala Tokoh Kaliber Ulama Aceh Masa Silam

Oleh : Laporan Arif Ramdan 

 Diskusi soal wacana pergantian nama Universitas Syiah Kuala ramai dibicarakan, jika tidak membaca kembali sejarah, bisa jadi generasi saat ini tidak banyak tahu awal mula sejarah penabalan nama itu.

Siapakah Syiah Kuala? pada buku sejarah "40 Tahun Unsyiah" yang ditulis Badlimus SH, MHum, Yarmen Dinamika, dan Sulaiman Tripa dijelaskan bahwa sebutan itu adalah nama populer dari Teungku Syekh Abdurrauf As Singkily, ulama besar Aceh berkaliber internasional. Ia lahir di Singkil pada tahun 1615, berguru selama 19 tahun di Mesir, Mekkah, dan Madinah.

Beliau meninggal di Banda Aceh pada tahun 1693 Masehi, dikebumikan di dekat muara (kuala) Krueng Aceh. Di kawasan itu pula sebelumnya ia mendirikan, mengelola, dan memimpin sebuah dayah (lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi). Nama tempat itulah yang ditabalkan pada dirinya dengan julukan "Syekh di Kuala". Kemenakan kandung ulama sufi terkenal Hamzah Fansury ini, sekembali dari Arab menjabat Mufty Agung dan Kadhi Malikul Adil pada masa Pemerintahan Sultanah Tajul Alam Sri Ratu Safiatuddin hingga Sultanah Sri Ratu Keumalat Syiah.

Fatwanya pula yang memperkuat kedudukan bahwa wanita bisa menjadi pemimpin rakyat di Aceh. Selain ulama, negarawan, ahli hukum dan pengarang, Syiah Kuala adalah pelopor pendidikan di Aceh, terbukti dengan beberapa dayah yang dikelolanya di ibu kota Kerajaan Aceh Darussalam pada masa itu.
Kecintaanya pada pendidikan dibuktikan dengan komitmen dan pengabdiannya untuk tetap memimpin dayah-dayah tersebut, sekalipun beliau telah menajdi pejabat kerajaan (Mufty Agung dan Kadhi Malikul Adil) dan tinggal di istana kerajaan. Nama ulama dan pendidik terkemuka inilah kemudian ditabalkan menjadi nama perguruan tinggi pertama di Aceh, Universitas Syiah Kuala.

Penabalan nama Syiah Kuala sebagai nama universitas yang menjadi Jantong Hate Rakyat Aceh itu dilakukan untuk mengenang jasa dan dedikasi pejuang, ulama besar Aceh, dan ahli hukum terkemuka, Teungku Syekh Abdurrauf As Singkily. Beliau yang terkenal dengan panggilan Teungku Syiah Kuala adalah ulama besar bertarap internasional yang hidup pada masa Kerajaan Aceh Darussalam. Beliau telah memberikan konstribusi yang besar dalam bidang pendidikan agama, pemerintahan, dan hukum.


Cikal bakal pembentukan Unsyiah dimulai pada tahun 1957, saat pembentukan kembali Provinsi Aceh. Semenjak itu pemimpin pemerintahan di Aceh, antara lain Gubernur Ali Hasjmy, Penguasa Perang Daerah Letnan Kolonel H. Syamaun Gaharu dan Mayor Teungku Hamzah Bendahara, serta didukung para penguasa, cendikiawan, ulama, politisi, dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan pendidikan daerah Aceh dalam upaya mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar